“Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang".
Allah
SWT lebih menyukai muslim yang hidup sederhana dibandingkan yang
berlebih-lebihan atau boros. Hidup sederhana akan mencegah orang untuk
berhutang. Hutang akan menjadikan seorang muslim kesusahan di malam hari
dan merasa terhina di siang hari. Kita sering melihat perilaku yang
muncul pada diri orang yang banyak berhutang. Diantaranya merasa malu
atau minder yang menyebabkan dia sering menghindar bertemu dengan orang
lain. Terutama dengan orang yang memberi hutang kepadanya. Sering merasa
tidak percaya diri. Bila dia menjadi seorang pekerja maka terkadang dia
menjadi sering tidak masuk bekerja. Hutang juga dapat mendekatkan diri
pada kekufuran. Rasulullah SAW menyatakan hal tersebut pada sabdanya:
“Aku
berlindung diri kepada Allah dari kekufuran dan hutang. Kemudian ada
seorang laki-laki bertanya: Apakah engkau menyamakan kufur dengan hutang
ya Rasulullah? Ia menjawab: Ya!” (Riwayat Nasa’i dan Hakim)
Hutang
juga dapat menyebabkan seseorang berkata tidak jujur. Apabila berkata,
suka berdusta. Demikian yang dikatakan Nabi Muhammad SAW:
“Ya
Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa dan hutang.
Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari
hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Karena seseorang kalau berhutang,
apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi.” (Riwayat
Bukhari)
Kunci untuk mengelola keuangan secara sederhana:
1. Pahami portfolio keuangan keluarga Anda. Jangan sampai Anda tak tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil, belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil.
2. Susun rencana keuangan atau anggaran. Rencana keuangan yang realistis membantu Anda bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon, spa atau clubbing. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun harus patuh dengan anggaran tersebut.
3. Pikirkan lebih seksama pengertian antara “butuh” dan “ingin”. Tak jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan. Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom “kebutuhan” dan “keinginan” dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak.
4. Hindari hutang. Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit. Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana, seperti tak memiliki hutang konsumtif.
5. Meminimalkan belanja konsumtif. Bertemu teman lama untuk bertukar pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti Anda harus melakukannya di setiap Jumat sore. Anda bisa gunakan pengeluaran ini untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
6. Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial. Susun target keuangan yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional dan sebagainya.
7. Menabung, menabung, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang telah Anda rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga Anda. Sebaiknya, Anda memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
8. Berinvestasilah! Tentu Anda tak akan puas dengan hanya menunggu tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga “selangit”. Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, Anda hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan ahli keuangan yang handal!
Perencanaan keuangan adalah bagian penting dalam hidup, tapi kadang uang bukan hanya sekedar uang. Kadang masalahnya ada tentang kekuasaan.
Kekuasaan mengatur uang dan membelanjakan uang sesuai dengan keinginan masing-masing. Setiap orang punya gaya yang berbeda dalam membelanjakan uangnya. Hal itu biasanya diwariskan dari didikan orang tua atau keluarga masing-masing.
Untuk Itu Perlu adanya langkah-langkah untuk mengelola keungan bersama pasangan. Hal ini juga bisa menghindari perselisihan. Berikut langkah-langkahnya!
1. Ingat-ingat bagaimana Anda diajarkan untuk mengatur uang, lalu pelajari juga cara pasangan Anda. Bersama, Anda pilih beberapa cara yang terbaik. Hal ini bisa menimbulkan perasaan dihargai pada pasangan Anda.
2. Jika penghasilan Anda tidak lebih besar dari pasangan Anda, sebaiknya Anda jangan terlalu sibuk mengatur. Hargai kontribusi dari pasangan Anda. Jangan maunya mengatur sendiri, bicarakan semuanya bersama karena setelah menikah tak ada lagi 'Aku' atau 'Kamu'.
3. Berikah pos-pos khusus pengeluaran yang bisa diatur sendiri oleh pasangan Anda. Misalnya untuk benda-benda pribadi atau belanja.
4. Jika masalah keuangan tiba-tiba menjadi masalah besar dalam beberapa bulan ini, coba pikirkan, apa yang sebenarnya terjadi. Apakah terjadi pergeseran kekuasaan dalam rumah tangga Anda. Pelajari hal-hal apa saja yang bisa memicu masalah ini.
Rekomendasi dari penulis adalah bagaiamanapun juga hidup di dunia perlu disiasati dengan pengelolaan keuangan keluarga yang tepat sesuai dengan syariah islam. Hal ini perlu dilakukan melihat pertumbuhan biaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan. Tanpa perencanaan keuangan keluarga yang tepat, hidup pasti akan terasa berat. Apa-apa yang diinginkan terasa berat untuk diraih. Sebaliknya dengan perencanaan keungan keluarga yang tepat, apa-apa yang diidamkan insya Allah akan terwujud dengan mudah. Implementasikan perencanaan keuangan keluarga dengan baik. Perencanaan keuangan keluarga ini tidak hanya dalam area rumah tangga tetapi juga dapat diimplementasikan dalam area organisasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat, Amin.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar